Pada ketidaksempurnaan mengelola rasa,
ada mata yang darinya, kau seperti meneguk telaga
emoticon-emoticon acak yang darinya
kau bertemu kembang-kembang api, juga kembang gula
berupa sadar,
Allah begitu baik
Ia bahkan menutup bau-bau busuk dan membiarkan diri melenggang di tengah
kerumunan manusia, menerima ucapan-ucapan selamat, dan penghargaan
penghargaan.
“Aku senang kamu disini.”
Wow…
Formalitas atau tulus, bukan urusan penting. Menyampaikannya butuh usaha,
dan aku masih harus menahan haru, mengetahui ada orang-orang yang berusaha
melakukannya.
Sabda Allah yang dieja lamat-lamat, adalah transmisi, penghubung
tentang harapan dan rindu-rindu. Berdesak, memberi tahu bahwa
Ramadan adalah bulan kesempatan kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya.
Dari di ruang pikiran yang pengang, campuran antara bising jalan Merr dan rencana-
rencana yang bertabrakan, berbicara pun harus berteriak.
“KAU BAIK-BAIK SAJA?”
“OH– YA, INSYA ALLAH.”
Memastikan saja. Alhamdulillah.