Aku merasakan semuanya palsu. Janji kita palsu, bicara kita palsu, tubuhmu bersirkulasi dari darah-darah yang pura-pura bergerak, aku pura-pura mengasihanimu sambil mengambilkan kau tissu.
Hubungan kita palsu.
Kau tahu siapa yang tertawa paling keras atas sandiwara ini?
Dia.Sungguh, kau seperti buah-buah yang membusuk di kulkas yang dingin. Dilihat setiap hari tapi malas orang menyentuh. Malas aku menyentuh.
Karena menurutku kau terlalu tua.
Lebih baik dibuang di keranjang sampah.– Oknum A yang sedang marah-marah pada pantulan kaca.
Aduh. Semangat, Oknum A!