sepertinya aku mengenal kedua tipe pemberani itu…
Ada orang-orang yang mewujudkan keberaniannya dengan menyatakan, mengkristalkan awan pikiran dan perasaannya menjadi nyata. Mereka mengungkapkan, membuka, seperti menyibak tirai kamar dan membiarkan sinar matahari menerangi apa-apa yang ada di dalamnya. Memperlihatkan seluruh isinya kepada seseorang.
“Lihat, inilah yang selama ini kusimpan dalam hati.”
Para pemberani ini menerima risiko penolakan, kekecewaan, dan malu. Ada pertaruhan. Ada keyakinan. Ada energi yang bisa jadi terbuang percuma. Walau begitu mereka percaya bahwa masa depan harus dirancang, mimpi harus diperjuangkan. Diperjuangkan.
Tapi itu bukanlah satu-satunya jalan hidup pemberani. Ada orang-orang lain yang mewujudkan keberaniannya dengan memilih untuk diam, menjaga rasa, memendam. Memendam, seperti saat memendam benih di dalam tanah. Bukan mengubur untuk membuang, bukan menyerah.
Pemberani jenis kedua ini berani melihat ke dalam dirinya, mengukur-ukur kemampuannya. Kemudian melihat ke samping, mencoba memahami orang yang ingin ia ajak berselancar-kehidupan. Juga ke depan, mengira-ngira rute yang tepat ke tujuan. Mereka berani mengakui bahwa.. dirinya masih bukan…
View original post 78 more words