Ini sudah hampir pagi
Mataku masih awas menyusun pidato pertemuan kita.
Bagaimana seharusnya menyambutmu?
Aku waswas sendiri dengan percakapan kita esok. Aku khawatir kau akan menanyakanku tentang tabungan kupu-kupuku atau tentang hubunganku dengan Musim Gugur yang memburuk.
Iya, si Musim Gugur masih sok misterius begitu, padahal aku sudah baik dengan menawarinya bermain tetris.
Bagaimana lagi kalau kau bertanya tentang perasaanku?
Mungkin aku akan pura-pura tidak medengar dan akan menjawabnya dengan bahasa Swahili. Supaya kau tidak menangkap maksudku sebenarnya.
Ah! aku lupa kau adalah pembaca gerak-gerik dan mimik muka yang ulung…
Aduh, aku pusing.